Wednesday, July 20, 2005

prelude for the 'per*k' word

Orang yang baca mungkin telah menyadari penggunaan kata tidak etis di dalam blog ini, yaitu kata perek. Saya akan menjelaskan beberapa hal.

Bukan 'perek' sebagai arti wts, tapi perek adalah panggilan kesayangan anak-anak scholars Indo kepada orang-orang Cina daratan. Kenapa perek? Soalnya mereka dari negara prc. Coba diselipin huruf e. Jadi perec. Coba anda ucapkan. Nah! Dapet deh istilahnya... Kami semua anak-anak lugu saat baru dateng terperangah kaget saat dijelasin senior istilah ini. 'Jahat ya... masa dibilang anak-anak perek...'. Senior-senior cuma ketawa, dan benar juga. Istilah ini sudah begitu berakar umbi di kalangan kami anak-anak Indo. Sebentar saja lidah kami udah terbiasa sama istilah ini. Jadilah kami-kami yang udah jadi senior sekarang malah meneruskan tradisi jahat ini kepada junior-junior baru. Gimana ya, soalnya ini istilah paling handy untuk nggosipin mereka. Dan memang ada BANYAK gosip yang bisa diceritakan mengenai mereka.

Saya peringatkan, saudara-saudara, ini adalah rahasia seribu tahun. Camkan baik-baik. Jangan. Jangan. Jangan. Jangan kasih tahu mereka.

Nah, mayoritas penghuni anak-anak V Hall (dan juga asrama-asrama lainnya, dan generally speaking... komunitas scholars di Singapur...) adalah anak-anak perek. Kami orang Indonesia hanyalah minoritas (bareng-bareng orang Malaysia). Sisanya yang lebih sedikit lagi, segelintir orang-orang dari negara ASEAN lain kayak Viet, Thai, Filipin, dan sebagainya. Sering saat jam makan kami menyapukan pandangan ke seluruh dining hall dengan perasaan sedih. Sejauh mata memandang, hanya ada satu negara. Oh itu ada meja anak-anak Malaysia satu biji. oh itu ada meja anak-anak Viet satu biji. Ya udah sisanya prc.

Karena mereka banyak, tentu saja jadi sasaran empuk untuk bergosip ria. Apalagi tambah lama tambah banyak barang menarik yang bisa diomongin tentang mereka. Sebenernya kasihan juga sih, tapi mau bagaimana lagi...

Sebenernya kata perek ini sudah kehilangan sebagian konotasi jeleknya karena terlalu sering dipake. Lagian bukan berarti semua anak-anak perek ini (tuh kan saya pake lagi) bejat-bejat atau gimana. Cuman banyak saja tingkah laku mereka yang aneh buat kita. Kayak temen sekamar saya yang anak perek, walopun rada aneh sedikit dia adalah anak yang baik hati, toleransi dan bertenggang rasa. Nggak aneh-aneh kayak temen sekamar Phya & Monic yang bajunya nggak pernah ganti, atau temen sekamar Santo & Gary yang gemar mencuri sabun cair (Nah kan, banyak yang bisa diomongin). Jadi kata perek ini cuma suatu nama panggilan untuk refer ke mereka dengan gampang. Ada sih satu panggilan lain yang lebih netral: anak-anak prancis (kata ini mengandung huruf-huruf yang diperlukan). Tapi jarang dipakai, karena terlalu keren, jadi kami tidak suka.

Bagi orang-orang yang tidak biasa, harap maklum walaupun pertama-tama pasti berjengit mendengar istilah nggak enak dipake berulang-ulang. Habis bagi kami sudah biasa, kosa kata untuk percakapan sehari-hari.

Jahat ya? Hehehe...

0 Comments:

Post a Comment

<< Home