Sunday, July 17, 2005

tentang bahasa

Orang-orang Indo yang masih lancar bahasa Indonya, mungkin yang masih belum terlalu lama di luar negeri, atau masih aktif berbahasa Indo di kalangan sendiri, pasti suka nggak sengaja ngomong keras-keras di depan umum. Orang-orang kayak saya.

Asiknya bahasa Indo, mau ngomong-ngomong, nyeletuk yang aneh-aneh, nggak ada yang ngerti. Ngegosipin orang lain tepat di depan hidungnya dan orang lain itu sendiri sama sekali nggak ngerti, ada kenikmatan tersendiri. Makanya kadang-kadang orang Indo di sini suka lupa diri, ngomong-ngomong di tempat umum dengan berisiknya. Di bus, MRT, di mall-mall, di mana saja,kuping kita pasti langsung sensitif begitu mendengar bahasa Indo di tengah-tengah lautan Singlish. Penampilan bisa menipu, karena orang Indo di Singapur tergolong cukup ahli menyamar jadi orang lokal. Namun, semirip apa pun mereka sama orang-orang lokal, begitu kami semua mulai buka mulut bahasa Indo, kuping kita langsung naik.

Begitu mendeteksi suara Indo, biasanya sih terdiam sejenak, lalu celingukan mencari sumber suara Indo lainnya itu. Nggak pernah nggak noleh.

Ada beberapa orang yang begitu mendeteksi kehadiran kelompok orang Indo lain, akan langsung jadi pendiam (lalu kadang-kadang mulai menguping percakapan Indo kelompok satunya). Ada rasa sungkan tersendiri yang sulit dijelaskan. Habis gimana, nggak ingin ketahuan kalau diri sendiri orang Indo... tapi mau ganti bahasa Inggris, terlalu sok Inggris dan jadi jayus. Sangat-sangat tidak natural.

Lha, tapi kok ada beberapa orang yang ngobrolnya makin dikencengin... Mereka nyadar kalau dikuping sama orang-orang pendiam, terus malah makin seneng.

Dulu di Dwee dan Lita lagi berenang, biasa tuh jadinya ngobrol-ngobrol lama. Heh tiba-tiba ada satu oom-oom di sebelah mereka nyanyi 'Mungkin Nanti' lagunya Peter Pan (liriknya aja salah). Dwee dan Lita langsung bungkam. Oomnya juga diem-diem aja. Lalu mereka diem-dieman dengan suasana yang saya rasa sangat jayus sekali. Akhirnya baru si Oom berenang pergi.

Begonya semua orang, baik pendiam atau cerewet, akan sok cool aja, pura-pura nggak menyadari kehadiran grup satunya (padahal jelas-jelas suaranya kenceng abis). Si Oom tadi juga sok cool aja, padahal jelas-jelas dia yang mulai nyanyi.Tapi manusia-manusia pendiam akan merasa salting sendiri apalagi kalau berhadapan dengan manusia-manusia cerewet. Malah kalau terpaksa baru menyapa para manusia-manusia cerewet, "Orang Indo ya...?" (lha kan tipe cerewetnya yang pengen disapa...) Lalu tipe cerewet mengiyakan dengan penuh semangat. Lalu suasana makin salting.

Kalau menurut saya, dalam suasana demikian mendingan diem-diem saja. Paling enggak kalo mau terus ngobrol ya biasa aja, nggak usah dikerasin suaranya. Nggak bikin nggak enak seperti itu.

Apalagi kebiasaan ini sebenearnya kurang bagus. Saya harus bikin mental note setiap kali pulang Indo: Itu mulut dikunci!! Soalnya suka kebiasaan jadi nyeletuk yang aneh-aneh di mana pun saya berada.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home