dari bali...
Dari Bali, saya tiba di Sydney dengan perasaan berkecamuk. Agak berbeda dengan perasaan kalau kembali ke Singapura untuk bersekolah (rindu campur dendam, bahagia campur sedih).
Ngantuk, karena tidak tidur nyaman di pesawat, inersia, karena kelamaan di Indonesia, di rumah sejati saya yang tenteram, di mana saya selalu merasa waktu mundur kembali seperti ketika saya masih kecil, sedikit gugup, karena peraturan quarantine yang ketat mengenai makanan-makanan dan obat tradisional yang saya bawa (kok kayak dukun), dan bukan cuma itu, karena saya tiba di kota baru yang asing di mana saya berkemungkinan untuk melewatkan hidup dalam beberapa tahun ke depan, agak kedinginan (saya gadis tropis!), senang akan ketemu older siblings, excited akan suasana baru...
Saat-saat ini sedang fall, suhu udara sekitar 20-an derajat di siang hari, yang berarti enak menjurus ke dingin, tapi agak panas kalau kena sinar matahari. Tapi kalau malam dan pagi suka lebih dingin jadi di bawah 20 derajat.
Astaga!! Ngapain saya bicara tentang cuaca?
Hari ini sebenarnya saya belum terlalu ke mana-mana, paling menyesuaikan diri dengan tempat tinggal baru, keliling sedikit di dekat-dekat daerah tempat tinggal, dan sorenya menggelepar ketiduran karena memang sebelumnya kurang tidur.
Malam ini... saya sama sekali belum ngantuk, apakah karena 'serangan jet' (bahasa Indo dari 'jetlag'! Hilarious, menurut saya! Saya akan mengetiknya lagi. Serangan jet! Serangan jet!) atau karena sudah tidur di sore hari, saya tidak tahu.
Beberapa hal yang saya perhatikan dalam beberapa jam pertama saya di sini:
1. di Kinokuniya di sini, komik-komik bahasa Inggris tidak diseal!! Surga komik!! Sungguh murah hati, saya merasa tersentuh...
2. orang-orang Indo di sini juga sama saja seperti orang Indo di luar negri lainnya... kalau bicara di tempat umum agak-agak kenceng... hehehe..
3. warga setempat berpakaian dengan bermacam ragam. Dari yang tahan dingin dengan singlet atau rok mini, sampai manusia tropis seperti saya yang kehilagan kepercayaan diri kalau tidak pakai jaket di luar rumah.
4. Australia is such a melting pot. Singapur juga lumayan, tapi yang ini lain. Lain sekalidari Singapur rasanya.
Saya tidak tahu cukup banyak di kota baru ini, jadi saya akan berhenti dulu di sini. Saya pingin selimutan.
Wishing all the best for all Singapore JC students who may feel ketar-ketir, was-was, nervous, hopeful, unsure in the midst of our uni application!! Kita bisa!!
0 Comments:
Post a Comment
<< Home