tentang stress
Belakangan ini bokap selalu concerned karena kalau lagi nelpon saya, selalu akan mendapat informasi yang sama.
Q: Kamu lagi ngapain?
A: Belajar. (nada datar tanpa gairah hidup)
Q: Kamu lagi di mana ini?
A: Di luar study room. (masih nada datar tanpa gairah hidup)
Bagi anak yang mau ujian seperti kami semua, apakah kamus kami mengenal kata gairah hidup? Memang beginilah nature dari sistem pendidikan Singapur. Beberapa hari lalu saya baca artikel di koran tentang Singapur yang berusaha menjadi education hub (bukannya mereka gagal, lihat betapa banyak anak asing belajar di sini).
Artikel di koran itu mengkutip seorang wartawan Indo yang kerja di Metro TV, seorang cewek bernama Meutya Hamid, yang jadi terkenal karena beliau pernah ditawan di Iraq selama seminggu saat lagi bertugas. Dia dulu juga ASEAN scholar, tepatnya dari Crescent Girls' Sch. Tapi cuma selama 2 tahun teru kabur setelah secondary school.
Nah kabarnya dia bilang, "Being a hostage in Iraq is as tough as being in school in Singapore."
Jreng jreng jreng. Hmm saya rasa dia agak berlebihan, saudara-saudara, sebenernya nggak sampe sebegitunya lah. Empat tahun di sini saya tidak hidup dalam ketakutan menghadapi kemungkinan ada 3 cowok sangar berbaju hitam dateng meghadang; yang satu bawa video cam dan tripod, yang satu bawa kain penutup mata dan tali rafia, satu lagi mengasah pisau. Eekk!!!
Stress sih stress, tapi nggak sampe mau mati begitu what...
Er mungkin saya bisa maklum dikit. Anak Crescent selalu banyak pr kayak orang gila.
Cuman... yang saya heran, pihak Singapur sebenarnya BANGGA akan hal itu?! (makanya dipasang di koran)