Saturday, February 25, 2006

absen seminggu

Mungkin saya tidak akan update seminggu ke depan (walaupun saya memang jarang update) karena saya akan pergi besok pagi. Ke Singapore. Untuk mengambil A Level results, yang sudah confirmed akan keluar tanggal 1 Maret. (berteriak horor)

Wish us all the best. Keep your fingers crossed.

It's supposed to be a happy occassion, really, other than the results thingy. I miss Singapore.

tentang celebrity fitness

Saat saya tiba di Jakarta beberapa bulan lalu, saya mendapati sesuatu yang baru dan penuh sensasi: Celebrity Fitness! Di hampir semua major mall di Jakarta, akan terlihat sosok ungu mentereng penuh dengan orang-orang muda dinamis, alat-alat fitness muktahir, dan musik kota memabukkan. Inilah gaya hidup baru masyarakat urban!

Orang-orang Jakarta rupanya mulai keranjingan trend terbaru ini, seperti diceritakan teman saya, seorang member di situ, yang tidak sengaja mendengar percakapan mengerikan 2 orang tante saat sedang berolahraga di sana.

"Udah berapa lama di sini?"
"7 jam." (!!!!!)
"Oh, mendingan, ada itu temen saya yang pernah 9 jam di sini." (!!!!!!!!)

Pertama saya bingung juga, ngapain bikin fitness centre di mall, saat orang-orang keringetan berolahraga dan malah kelihatan jelek. Lalu, saya lihat kebanyakan orang-orang yang fitness di sana kebanyakan anak-anak muda, dengan baju olahraga berbagai merek muktahir yang sangat menggoda (maaf bahasanya ngedangdut). Jawaban yang sangat jelas muncul: untuk mejeng!

Jadi, Celebrity Fitness adalah peleburan antara konsep mejeng, bugar, dan belanja! Sungguh sempurna untuk masyarakat kota. Bayangkan menu acara suatu hari yang indah untuk seorang tante girang berjiwa muda: fitness sambil mejeng, diikuti sauna, mandi cantik, menata rambut, belanja gila-gilaan sambil mejeng, makan, mejeng, nonton bioskop. Dapatkan semua di EX (atau mana pun). Tentu saja pertama saya juga cukup sinis melihat fenomena baru ini: idih! Kecentilan amat!! Fitness pake sambil mejeng segala.

Sampai pada suatu saat saya mendapat kesempatan untuk free trial untuk 2 minggu di sana, jadi, kenapa tidak. Dan saya pun coba-coba juga. Dan... wih! Ratusan alat-alat yang memang bagus-bagus dan modern, ac-nya dingin sampai bau apek keringat pun tidak terasa, sofa-sofa putih empuk untuk beristirahat, musik memeriahkan suasana (dan tidak terlalu dugem)... semuanya begitu berbau mewah dan menyenangkan. Sejauh mata memandang, selalu bisa buat cuci mata. Pantas saja orang-orang betah di sana. Dan kamar mandi cewek yang cukup menyenangkan penuh kaca, lampu, hair-dryer dan para kaum hawa yang berdandan habis-habisan. (Saya tidak tahu apa para laki juga berdandan abis-habisan di kamar mandi mereka)

Hanya ada satu set-back: cubicles kamar mandi hanya ditutup korden, bukan pintu, dan tidak ada kait gantungannya!! Gantungan adanya tepat di luar, sebelah kordennya, sehingga orang dari dalam harus merogoh-rogoh membabi buta meraih baju mereka setelah mandi. Heran! Kenapa harus mempersulit adat ketimuran yang santun itu? (atau sengaja?)

Tapi, tetap saja celebrity fitness mengubah pandangan sinis saya jadi kagum. Dengan menggabungkan bugar dan mejeng (dan belanja), bagusnya juga, kebanyakan orang-orang kota yang awalnya hanya mendekam di mobil ber-ac ke mana-mana kini punya kesempatan dan ambisi untuk memiliki tubuh bugar dinamis, walaupun tujuan utama masihlah mejeng.

Buat saya tetap saja tidak ada untungnya menjadi anggota, karena saya tidak akan lama-lama di Jakarta, setidaknya untuk sekarang-sekarang ini. Lagipula masih ada good old Puri Bugar yang lengkap dengan kolam renang (walaupun sekarang ruang fitnessnya terasa lebih apek dibandingkan Celebrity yang gilang-gemilang).

Thursday, February 16, 2006

tentang mengajar

Dengan menjadi asisten guru les mat, saya baru sadar, mengajar memang gampang-gampang susah. Tepatnya... susah!!


Masalah pertama: Tidak bisa mengerjakan soal

Pupil 1: Ini gimana caranya?

Saya: Ohh... tunggu ya... (masih sok pintar)

Saya : Uhh... (A... Apa ini? Tabel logaritma? Tabel!! Zaman begini masih pakai tabel? Ancient astronomers dan scientists pake tabel logaritma!! Pelajar modern yang canggih... pencet kalkulator!) Aduh, sori, gue nggak familiar sama tabel logaritma, udah 4 tahun nggak nyentuh. Hmm, cara pakenya gimana ya?

Pupil 1: (Loh dia yang gurunya, kok nanya balik) Oh... begini, blablablabla (penjelasan gak penting)

Saya: Oo.... (manggut-manggut) Jadi.... (lihat soal dan... gawat! Tidak bisa!) ini... kerjainnya gimana ya (mati aku.... Mamii!!!)

Pupil 1: ...... (payah sekali guru ini) kalo guru sekolah sih ngajarinnya kan begini, trus liat tabel, terus dikasih tambah atau kurang bilangan bulat yang kayak gini (berusaha menjelaskan tapi tidak jelas)

Saya: Ha...?

Saya dan pupil 1: ....... (sama-sama tidak ngerti)


Masalah kedua: Tidak bisa menjelaskan

Saya: Ok, jadi gini, kalau ada a, minus a pangkat tiga itu sama dengan...?

Pupil 2: .......

Saya: Gini kan, minus kali minus kali minus itu jadi masih minus kan (bicara panjang tapi meracau). Nah pangkat tiga juga tetep jadi kalau a itu 2, a pangkat tiga kan berapa?

Pupil 2: .... delapan ...

Saya: Jadi... Kalau ada minusnya jadi apa?

Pupil 2: .....

Saya: Gini.. (putus asa) kalau x itu dua, minus x kan -2. Jadi kalau a itu 2, minus a pangkat tiga ituuu... minus delapan! Ngerti?

Pupil 2: .....

Saya: Toloongg!! (berkata pada nyokap)


Masalah ketiga: Distraction

Saya: Jadi... 3x kurang -4x jadi apa?

Pupil 3: -x dong!! Pinter kaan? Gampang!!

Saya: Bukan!! Kan dikurang! Kalo minus minus jadi apa?

Pupil 3: Oh ya ya! 7x!! Eh eh, punya account friendster gak? (sama sekali nggak nyambung)

Saya: Punya.

Pupil 3: Add gue dong!!

Saya: Dari mana? Kalo nama loe mah pasaran. Email aja. Apa email-loe? (sadar bahwa sudah ikutan distracted) Aduh udah udah lanjutin dulu! Jadi lanjut! 5y kurang 2y!

Pupil 3: 3y! Loe, sekolah di Singapur, asik dong? Tinggal di asrama? Boleh pergi-pergi? Shopping mulu dong.

Saya: Boleh, boleh... Tapi kan lama-lama bosen. Tinggal di asrama boleh pegi-pegi aja tuh. Cuman gak boleh aneh-aneh,... (mulai bercerita panjang lebar tentang asrama, untung belum lupa diri) Su... sudah, lanjutin!!

Pupil 3: Kok rambutloe dipotong kayak Agnes Monica sih?

Saya: Haah? Nggak, nggak mirip! Rambut Agnes panjang pendek kayak kemoceng, beda.. beda sama rambut gue! (duh sumpah ni anak rewel amat....) Eh, itu, lanjutin! Itu kan, nggak selesai-selesai! Ngajak ngobrol melulu...

Pupil 3: Eh iya... handphone loe kok udah butut sih?

Saya: ......

(percakapan tidak persis tapi disesuaikan, apalagi saya udah nggak begitu ingat)

Ckckckck... Sungguh sulit hidup pahlawan tanpa tanda jasa. But I have my own fun too :)

Saturday, February 11, 2006

se... se... sebenarnya kapankah?

Saya mulai terbiasa hidup nikmat di rumah. Pagi-pagi yang indah, makan pagi, santai-santai sejenak, lalu di depan rumah sebuah nada familiar menyambut:

Susu kacang Pergah,... susu kedelai asli, gulanya murni!

Susu kacang Pergah,susu kedelai asli, gulanya murni!

Tidak lama kemudian...

Bakpao blablabla,rasa kacang, daging cincang, daging panggang, daging blahblah... cobain!

(blah blah artinya saya nggak tau sebenernya tukang bakpao itu ngomong apa)

Hidup sungguh normal dan indah. Lupa rasanya kalau saya pernah sekolah. Sampai suatu pagi, secara tidak sengaja saya mengaduk-ngaduk kotak pensil dan menemukan seutas tali kecil berwarna putih. Raut wajah pun menegang.... rasa nostalgic membubung tinggi di udara. Saya ingat kembali ketegangan di aula besar dingin VJC. Ratusan anak-anak sekolah yang malang duduk gelisah di meja-meja tersusun rapih, menulis serabutan, sampai "Time's up... Pens down. No more writing." Pen-pen tergeletak pasrah. Tangan gemetaran menyusun kertas, mengikat kertas-kertas dengan seutas tali kecil berwarna putih persis seperti yang saya pegang waktu itu.

'A' Level.... (ucapkan dengan perasaan rindu dendam). Saya keluarkan satu per satu, pen, pensil, pernggaris dan penghapus kepercayaan. Saksi-saksi hidup dari darah, keringat dan air mata saat menghadapi ujian akhir. Hanya dengan seutas tali yang saya tilep dari ruang ujian, seluruh kenangan pahit manis dan getir terulang kembali.

Tentu saja saya hanya mendramatisir. Traumanya tidak sampai penuh perasaan seperti itu, walaupun sekarang, tidak bisa disangkal lagi, kami semua sungguh-sungguh mulai gugup dan tegang menjelang pengumuman keluarnya hasil 'A' Level. Pengumuman yang akan make atau break masa depan kami.

Tapi kapan? Kapan? Kapankah hasil keluar? Jangan biarkan kami terkatung-katung penuh tanda tanya seperti ini! Akhir Feb atau 17 Feb atau kapan? Orang-orang seperti kami perlu mikir tentang tanggal berapa pesen tiket ke Singapur, mau tinggal di mana, berapa lama, dll... Tapi sewot juga, sampai sekarang belum ada kabar persisnya kapan akan keluar!

Hmm, awal-awalnya saya kepingin keluarnya tgl 17 Feb. Mengapa begitu cepat? Tentu saja karena Franz Ferdinand concert di Singapore Indoor Stadium pada tanggal 16 Feb (sama sekali nggak nyambung). I... I... Ingin menontoonn!!! Kenapa nggak datang dari dulu-dulu saja waktu saya masih JC? Tapi, harapan dapat tiket sungguh tipis.

Harapan nonton konser meredup, saya sekarang sih pasrah-pasrah saja menunggu kabar tanggal berapa A Level keluar. Tapi tolong pastiin kapan dong. Soalnya kalau nggak dapet-dapet masa depan saya benar-benar tidak jelas.

God, help me get a respectably good result... (sebenarnya sudah agak terlambat, ujian saja sudah beberapa bulan silam)

Wednesday, February 08, 2006

brownies sakit


Lihat anak manis dan imut ini? Ini adalah anjing kami, Brownies. Dilihat dari gambar dengan suasana temaram ini, memang seperti malaikat kecil, tapi pada kenyataannya tingkahnya seperti setan cilik. Menandak-nandak lincah tidak karuan, besar mulut dan ribut, dan dan tingkah-polahnya bikin satu rumah pusing. Tapi manjanya tidak karuan, juga bikin hati kami semua luluh.

Makanya kami semua kebingungan setengah mati tatkala di suatu malam yang dingin, hari Jumat yang lalu, anjing yang biasanya heboh ini tiba-tiba berubah 180 derajat jadi muram, pendiam, dan kemayu. bahkan bokap saya, yang biasanya galk sama dia, jadi terenyuh juga karena kasihan. Hati ini rasanya pilu melihat bocah nakal ini tiba-tiba kalau jalan pelan sekali, buntutnya lemes ke bawah, dan jadi pendiam sekali. Naik ke atas kursi saja tidak kuat, palingan berdiri dengan 2 kaki, sebelum "Ngiiikk..." kesakitan dan turun kembali. Naik tangga juga jadi pelan sekali, klunuk... klunuk... seperti itu. Padahal moncongnya tetap basah, dan makannya juga masih lahap. Kencing juga lancar-lancar saja. Ternyata kaki belakangnya sakit! Apalagi menunjang badannya yang gembrot. Kenapa? Osteoporosis? Nggak kok, minum susu tiap hari. Rematik? Kayak orang tua? Keseleo? Maka (dengan merasa agak bodoh) kami usap-usap kakinya dengan minyak angin.

Maka Minggu pagi kami melarikan anjing ini ke dokter hewan. Rupanya, kata dokter, syarafnya yang kena. Usianya sudah tidak muda lagi memang, 7.5 tahun, yang equivalent dengan orang berusia 52.5 tahun. Ternyata sudah encim-encim ini anjing. Makanya kalau orang tua mulai kena rematik dan pinggulnya mulai pegel-pegel, anjing juga sama. Penyakit ini rupanya lazim buat anjing-anjing yang badannya panjang (kayak Brownies yang separuh anjing tegel), semua kaki belakang dan pinggul (apakah anjing punya pinggul?) jadi lemes. Tentu suatu penderitaan mendalam, apalagi bagi anjing hiperaktif kayak punya kami.

Tapi sekarang, walaupun baru minum obat beberapa kali, Brownies sudah mulai sembuh!! Gongxi! Gongxi! Gongxi!!! Tenaga kakinya belum pulih 100%, tapi dia sudah lancar berlari-larian dan nekat naik kursi (walaupun ambil ancang-ancangnya lebih lama karena pasti masih terbesit sedikit rasa keraguan). Dan tingkahnya sudah kembali kayak iblis kecil. Insiden ini mengingatkan kalau Brownies sudah tidak muda lagi. Sudah encim-encim. Untung saja dibawa ke dokter sebelum terlambat. Mungkin saja suatu hari kakinya akan kumat-kumat lagi. Tapi saya percaya Brownies akan tabah mengatasinya.

Ngomong-ngomong, ada satu hal yang bikin saya penasaran: apakah anjing punya udel (pusar, belly button)? Ada yang bisa membantu menjawabnya? Kalau ada, di sebelah mana? (ehem. Jelas di bagian deket-deket perutnya ya) Saya kok tidak menemukannya di anjing saya? Pembaca yang punya anjing, tolong cek anjing anda dan beritahu saya.

Oh ya, terakhir, saya mau rekomendasi dokter hewan hebat dan tersohor yang dengan lihai berhasil menyembuhkan anjing saya. Diam-diam ini dokter sudah terkenal dan jadi langganan para pemilik anjing-anjing di kawasan Jakarta Barat:

dr. Mounty
Jl. Tanjung Duren Utara 10
Jakarta Barat
(rumahnya di pinggir kali)

Thursday, February 02, 2006

sleep paralysis

Here is an interesting one. This excerpt is taken from www.kindofcrap.com :

I haven't told many people this, but I actually suffer from something of a sleep disorder. It's not something that happens a whole lot, but before I knew what was causing it, it's something that would scare the living shit out of me a little bit more each time it happened. Y'see, occasionally, I'll wake up and find myself unable to move. That may not sound too frightening by itself, but believe me, waking up and realizing you are unable to move any part of your body is not the most comforting way for consciousness to first greet you. Usually it takes up to 30 seconds for it to fully sink in that no matter how hard I try, I simply cannot even wiggle a finger. After that, I'll try calling for help, and soon enough, screaming for anyone who could possibly hear me, before I even realize no sound is coming out of my mouth, because I can't move my lips. Then the shortness of breath kicks in, as I start thinking that, if the rest of my body won't move, maybe my lungs can't either. It will feel as if some unknown force is smothering me, exerting some kind of heavy pressure right on my chest. And so I'll be laying there, maybe about a minute in to all of this, completely paralyzed and practically wanting to cry because I'm wondering if I'm about to die. But this isn't even the bad part.

No, see, that comes when the hallucinations start.

Thankfully, as I read further, the same excerpt provides further explanation:

I typed "sleep paralysis" and "can't move wake up" into Google, and within seconds I had dozens of sites detailing this phenomenon. Which leads me to wonder: Man, is there anything Google CAN'T do?

So, as I found out, what basically happens during these little fits is that I wake up while my body is still in the REM sleep cycle, which is when we dream, and, incidentally, when our non-essential motor functions are turned off so we don't act out our dreams in our sleep. So all that happens is I wake up too early, while my body is still paralyzed and my brain is still in the 'dream zone'. Thus, I AM actually awake, but then as I begin panicking because I can't move, the dreams my mind is still having begin tailoring themselves to my panic to try to rationalize what is going on. I've read on sites that what the paralyzed person sees completely depends on that person's personality, on what he fears or uses to justify the unexplained. Some people see large individuals holding them down physically. Some actually believe there is an elephant sitting on their chest. Me, I see ghosts and demons. What does that tell you? I see too many f*cking movies.

Anyway, this disorder apparently is fairly common, and caused mostly by irregular sleep schedules. After reading that, I realized that pretty much every time it happened, I had gone to sleep at a time very different from my usual bedtime, like just for a nap or going to bed way too early. After reading that, I finally felt reassured, and now, even when it happens, I can usually will myself into moving a finger (or, as the case may be, wiggle my big toe), and from there move on to the rest of my body, fairly calmly since I now know what's causing it when I wake up like that. It's still not fun, per se, but now it's just a minor annoyance more than anything else. I do try to avoid naps though, because it's funny, it happens almost half the time I take one.

So I'm not the only one insane here! Actually I experienced those things too. I freaked out, naturally. And knowing the facts behind it, I've stopped freaking out since it's just another scientific phenomenon. And guess what, when I got back to Jakarta and got to enjoy a blissful, (almost) stress-free and rather boring life, with more than enough sleeping time, I never experience this anymore!

Anyway, this reminds me of the happenings a few years ago on a family outing in Mount Bromo (it's a mountain in East Java area), where we stayed in a hotel. A rather creepy hotel. Anyway mountainous areas sometime have their own collection of ghosts. Of course, having a lot of kids in our group and being rather cheapskate, just like every other Indonesian, we rented 3 rooms for our whole group and covered every inch of the available space in each room for sleeping. What happened is that 3 persons sleeping nearest to the windows of 3 consecutive rooms, all had sleep paralysis at the same time. Now, coincidence or not, that was creepy.