Friday, August 26, 2005

tentang stress

Belakangan ini bokap selalu concerned karena kalau lagi nelpon saya, selalu akan mendapat informasi yang sama.

Q: Kamu lagi ngapain?
A: Belajar. (nada datar tanpa gairah hidup)

Q: Kamu lagi di mana ini?
A: Di luar study room. (masih nada datar tanpa gairah hidup)

Bagi anak yang mau ujian seperti kami semua, apakah kamus kami mengenal kata gairah hidup? Memang beginilah nature dari sistem pendidikan Singapur. Beberapa hari lalu saya baca artikel di koran tentang Singapur yang berusaha menjadi education hub (bukannya mereka gagal, lihat betapa banyak anak asing belajar di sini).

Artikel di koran itu mengkutip seorang wartawan Indo yang kerja di Metro TV, seorang cewek bernama Meutya Hamid, yang jadi terkenal karena beliau pernah ditawan di Iraq selama seminggu saat lagi bertugas. Dia dulu juga ASEAN scholar, tepatnya dari Crescent Girls' Sch. Tapi cuma selama 2 tahun teru kabur setelah secondary school.

Nah kabarnya dia bilang, "Being a hostage in Iraq is as tough as being in school in Singapore."

Jreng jreng jreng. Hmm saya rasa dia agak berlebihan, saudara-saudara, sebenernya nggak sampe sebegitunya lah. Empat tahun di sini saya tidak hidup dalam ketakutan menghadapi kemungkinan ada 3 cowok sangar berbaju hitam dateng meghadang; yang satu bawa video cam dan tripod, yang satu bawa kain penutup mata dan tali rafia, satu lagi mengasah pisau. Eekk!!!

Stress sih stress, tapi nggak sampe mau mati begitu what...

Er mungkin saya bisa maklum dikit. Anak Crescent selalu banyak pr kayak orang gila.

Cuman... yang saya heran, pihak Singapur sebenarnya BANGGA akan hal itu?! (makanya dipasang di koran)

Wednesday, August 24, 2005

tentang tv

Sejak empat tahun silam, kalau orang-orang mulai berbicara tentang acara tv yang seru, saya selalu tidak bisa ikutan. Dengan tenang dan dingin, saya bakal bilang, "I don't watch TV."

Aneh? Kampungan? Ndeso? Mungkin di zaman teknologi sekarang fenomena seperti ini adalah sesuatu yang sangat aneh, tapi saya bisa bilang kalau ini lazim buat anak-anak hostel yang malang. Gimana nggak, 2 tahun pertama kami langsung dihajar dengan compulsory study time dari jam 8 sampe 10, yang tentu aja artinya nggak ada acara tv-acara tv-an buat kami semua. Belum lagi fasilitas tv yang sangat payah di Nanyang Girls' Boarding, yang ditandai dengan antena-antena tv yang rusak atau hilang, kecerdikan untuk memakai gantungan baju sebagai ganti antena rusak, dan lain-lain.

Dua tahun kemudian saat masuk JC, kami memang sudah bebas dari cengkeraman compulsory study time, tapi hasil jadinya adalah anak-anak malang yang sama sekali tidak tahu apa aja acara tv bagus, dan jadinya malah kehilangan interest untuk nonton tv lagi.

Tadinya sih saya nggak merasa segitunya rugi. Malah jadi nggak ada acara keasikan nonton tv sampai pelajaran keteteran. Dan saya selalu bisa melalap habis acara tv kalau lagi pulang Indo (di mana menonton tv hampir senatural bernafas).

Tapi... kemarin, selagi baca koran saya iseng-iseng buka tv. Eh, di channel U ada acara drama Korea. Bagus!!!!! Sungguh emosional dan menyentuh hati!!! Sinetron Korea adalah kebutuhan vital seorang wanita perasa!! Bagai magnet, semua mata di tv room langsung terpancang ke layar. Bahkan seorang anak prc end up nanya saya apa judul itu drama (padahal saya juga lagi asal buka tv doang).

Sekarang saya mikir, apa salahnya kalau saya ngikutin itu sinetron... Paling cuma satu jam sehari, what? Waktu weekdays doang lagi... Memang, saya agak milih saat yang salah. Prelim akan tiba, berikut A Level, dan sudah waktunya mengurung diri di study room belajar. Tapi kebutuhan batin pun penting!! Jadi gimana ini?

~~
sekedar informasi...
Stairway to Heaven airs on Mondays & Tuesdays on Channel U, 10-11pm :)

Monday, August 22, 2005

bener-bener mati sek

Verdict sudah dijatuhkan... Internet bener-bener mati sek. Setiap hari yang kami lakukan adalah menyalakan komputer, berharap-harap cemas sambil menyilangkan jari, menyambungkan kabel ke LAN point, lalu akhirnya banjir air mata melihat pesan 'page cannot be displayed'.

Setiap hari juga kami berduyun-duyun dan terbungkuk-bungkuk pergi ke study room, membawa tumpukan buku dan file, sampai malam tiba baru kembali ke kamar dan tersungkur di ranjang.

Tambah lagi saya bingung mau ambil jurusan apaan di uni, kalau bosan bolak-balik itu buku prospectus sampe rasanya isinya hafal semua tapi tetap tidak bisa menentukan apa mau diambil.

Tambah lagi GP Prelim exam seminggu lagi. (Kemarin Cindy berkomentar bahwa cara saya menulis GP essay sebenarnya agak mirip dengan cara saya menulis blog (which is agak-agak informal dan ngawur))

Tidaaaakk!!!

Friday, August 19, 2005

sudah lama

sudah lama...

Sudah seminggu lebih tidak menulis... Heran, internet di hostel kali ini sudah mencapai tahap yang sangat parah sampe kita tidak bisa masuk internet sama sekali... Rongnan main jam 2 malam, Dwee main jam 6 pagi... tetap tidak jalan internetnya!! Sadarlah, hai orang-orang hostel berhati busuk yang block internet dari kita semua!!

Anyway, saya tidak tahu bakal terus menulis apa tidak karena Prelim exam akan datang *shudders*. Apalagi tidak lama lagi kita akan study leave dan otomatis akan terputus dari internet sama sekali karena internet hostel yang kacau balau.

Tunggu... apakah ini akal bulus hostel yang lain lagi? Matikan internetnya supaya anak-anak JC2 dan Sec4 bisa konsen belajar?! Tidak, tidak mungkin.

Setelal liburan national day yang 5 hari, tidak ada lagi yang bisa dinantikan. Bahkan September hols yang akan datang juga merupakan suatu kecemasan, bukan berkah, karena kita bakal mugging. Mugging. Mugging.
(Mugging dalam arti belajar keras bukan menodong).

Ke mana hidupku yang indah?

Friday, August 05, 2005

pencuri makanan!!

Sungguh perbuatan yang memuakkan... Di hostel ini, blok cewek, ada maling makanan. Dan bukannya sekali aja pencuri licik ini sudah beraksi dari awal tahun dan sampe sekarang tidak ada yg bisa menangkap. Nggak cuma lantai 7 atau 8 tapi semuanya juga bisa ilang. Karena nggak ada pilihan lain kecuali membiarkan makanan kita dimakan jamur, kita tentu saja pakai kulkas bersama yang ada di dalam pantry.

Dan bener aja, korban-korban mulai berjatuhan. Vidi yang kehilangan mangga dalam tupperware. Udah dikupas dengan tangan kosong! (erm, pake pisau sih, tapi mangganya dipegang dengan tangan gak pake sarung tangan). Yeanching yang kehilangan makan malamnya. Meli kehilangan satu boks penuh kue lapis legit. SATU BOKS PENUH!! Yeanching kehilangan garlic bread. Segala jenis makanan yang enak hilang. Yoghurt. Dua scoop besar tiba-tiba hilang dari 1 tub gede es krim. Puding. Pizza. Kue ultah yang udah jadi berantakan. Terus tempat makan sisanya ditinggalkan tergeletak di TKP, morat-marit nggak dicuci.

Kami semua dilanda teror (ya nggak segitunya sih), sampai-sampai gak berani beli makanan karena takut diambil pencuri. Rongnan yang takut yoghurtnya dicuri, tidak punya pilihan lain kecuali memakan keempat-empat kemasan sekaligus.

Para korban yang histeris dan dilanda amarah cuma bisa meninggalkan note bernada penuh kebencian ditempel di kulkas. Sudah banyak note2 datang dan pergi, contohnya:


Tapi sejauh ini tanpa hasil. Si pencuri sudah kehilangan hati nuraninya. Sungguh rakus, kurang ajar dan tidak tahu diuntung. Pihak hostel pun tidak bisa apa-apa.

Saya? Saya sih nggak kena curi soalnya saya nggak berani beli makanan enak-enak untuk ditaroh kulkas.

Monday, August 01, 2005

kamis yang sibuk

Bah. Janji manis five-day-work week ternyata membawa dampak buruk karena akibatnya, weekend kami jadi sibuk. Semua acara sekolah dipaksain jadi hari Kamis Minggu lalu. Sebelumnya hari Kamis kami denger desas-desus kalau selesai sekolah jam 950 dan semua orang udah bahagia gitu. Ternyata di saat-saat terakhir malah diganti jadi 1210! Dan Mr Leeba dengan tampang polos bilang kalau jam lecture kita dipotong, hari lain tetep harus dateng lagi buat make-up. Mau pilih yang mana? Tentu saja tidak ada pilihan. Jadilah kami bersungut-sungut karena harus stay back sampe jam 1245. Memang buat kelas saya masih lebih awal dari jam yang biasa, tapi buat kelas Cindy jadi hampir sama saja. Kelas Lita malah end-up dengan extra lesson lain sehingga pulangnya malah lebih telat dari jam yang seharusnya. Apanya pulang pagi?

Hmm. Mencurigakan. Saya mencium sebuah konspirasi. Saya bisa ngebayangin persekongkolan di rapat staff beberapa hari lalu:

Mrs Chan: Jadi seperti sudah disetujui kita akan bubarkan sekolah jam 950
Guru2 : Huuuuu...
Mrs Chan: Wah... Kalau begitu maunya gimana? Seperti biasa?
Guru2 : Betul! Betul!
Mrs Chan: Begini saja, kita bubarin jam 1210.
Guru2 : Lebih siang lagii!!
Mrs Chan: *cring* (mata bersinar cerdik) Kalau gitu kalian semua kasih aja extra lesson.
Guru2 : Setuju!! Anda memang hebat!
Mrs Chan: Hehehe...

Begitu. Tentu saja adegan ini cuman ada di otak saya. habisnya pihak sekolah memang kadang-kadang suka culas. Sungguh tidak rela ngasih libur ke murid-muridnya.

Karena acara baru mulai jam 7 malem, langit udah gelap dan sebagainya, sekolah segera menyewa taneman-taneman pot kembang segala macem, ngecat dinding, pasang spotlight di taman, pasang bangku baru, pokoknya reboisasi besar-besaran untuk menarik hati si Menteri ini. Baru sekali itu lihat VJ jadi baguuss banget (selain perombakan besar di lantai concourse, general office yang bikin ngiler dan lambang sekolah beton gede di depan sekolah.

Jadilah kami yang selesai sekolah siang-siang dan balik di sore hari, sungguh mengesalkan. Untung saja saya dapet tempat di PT dan dengan menonton langsung dari situ college day-nya cukup menarik dan mengispirasikan (kecuali pidato si Menteri Pendidikan yang terlalu cheem sampe bosen-bosen), konser dan segalanya juga cukup keren. Coba kalau nonton dari Hall dan nonton dari siaran CCTV, pasti nggak ada yang peduli.

Tentu saja saat kami balik ke sekolah sekarang ini tanaman sewaannya udah nggak ada semua. Hilanglah kebun VJ yang indah di malam hari.